Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan
dengan kata kewiraswastaan, akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata
kewirausahaan. Entrepreneurship berasal dari bahasa prancis, yaitu entreprende
yang artinya memulai atau melaksanakan.
Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata wira yang berarti utama, gagah,
berani, luhur; swa berarti
sendiri; sta berarti berdiri;
sedangkan usaha berarti kegiatan produktif.
Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008) mendefinisikan
“Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai
menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik,
serta resiko social yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan,
serta kepuasan dan kebebasan pribadi”.
Kewirausahaan juga dapat didefinisikan sebagai berikut, “Kewirausahaan merupakan pengambilan resiko
untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi
tantangan-tantangan persaingan”.
Kata kunci dari kewirausahaan :
1.
Pengambilan resiko
2.
Menjalankan usaha sendiri
3.
Memanfaatkan peluang-peluang
4.
Menciptakan usaha baru
5.
Pendekatan yang inovatif
6.
Mandiri (misalnya tidak bergantung pada bantuan
pemerintah)
Dalam perusahaan, wirausaha merupakan seorang inisiator
sekaligus organisator yang penting. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
ditandai oleh pola perilaku sebagai berikut (Dusselman,1999) :
1.
Inovatif yaitu usaha untuk menciptakan,
menemukan dan menerima ide-ide baru.
2.
Keberanian untuk menghadapi resiko.
3.
Kemampuan manajerial, Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC).
4.
Kepemimpinan, dalam hal ini mampu memotivasi,
melaksanakan dan mengarahkan tujuan usaha.
Kewirausahaan yang berhasil mempunyai standar prestasi
tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1.
Kemampuan inovatif
2.
Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3.
Keinginan untuk berprestasi
4.
Kemampuan perencanaan realistis
5.
Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6.
Obyektivitas
7.
Tanggung jawab pribadi
8.
Kemampuan beradaptasi (flexibility)
9.
Kemampuan sebagai pengorganisator dan
administrator
10.
Tingkat komitmen tinggi (survival)
Gooffrey G. Meredith (1996)mengemukakan ciri-ciri dan
watak kewirausahaan sebagai berikut :
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya diri
|
Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme
|
Berorientasikan tugas dan hasil
|
Kebutuhan akan prestasi, berorientasikan pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik dan memiliki inisiatif
|
Pengambil resiko
|
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka tantangan
|
kepemimpinan
|
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan
orang lain serta suka terhadap saran dan kritik yang membangun
|
keorisinilan
|
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,
serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas
|
Berorientasi ke masa depan
|
Persepsi/memiliki cara pandang dan cara piker yang
berorientasi pada masa depan
|
Jujur dan tekun
|
Meemiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
|
Seseorang
yang berminat untuk berwirausaha, akan dipengaruhi motif berprestasi, yaitu
suatu nilai social yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna
mencapai kepuasan secara pribadi, dengan factor dasar adalah adanya kebutuhan
yang harus dipenuhi.
Adapun alasan seseorang berminat untuk
berwirausaha adalah :
1. Alasan keuangan, yaitu mencari
nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas
keuangan.
2. Alasan social, yaitu memperoleh
gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi
orang lain, agar dapat bertemu oran banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu untuk
memberi pekerjaan kepada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu
ekonomi masyarakat, demi masa depan keluarga`
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu
untuk menjadi mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan
pada orang lain, untuk menjadi lebiih produktif, dan untuk menggunakan
kemampuan pribadi.
Sedangkan menurut Ciputra (2007) wirausaha dibagi menjadi
4 kelompok yang dimodifikasi urutannya, sehingga dapat dihimpun dalam akronim
BAGS, yaitu :
1.
Business
Entrepreneur, yang selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok, yakni owner entrepreneur dan professional
entrepreneur. Owner entrepreneur adalah pencipta dan pemilik bisnis
sedangkan professional entrepreneur adalah
orang-orang yang memiliki daya wirausaha namun mempraktekannya di perusahaan
milik orang lain.
2.
Academic
entrepreneur, merupakan menggambarkan akademisi yang mengajar atau
mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan mulya pendidikan.
3.
Government
Entrepreneur, adalah seorang atau sekelompok orang yang memimpin serta
mengelola lembaga Negara atau instansi pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan
wirausaha.
4.
Social
Entrepreneur, yaitu para pendiri dan pengelola organisasi-organisasi social
yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas-tugas social.
Tujuan dari pembelajaran kewirausahaan adalah bagaimana
mentransformasikan jiwa, sikap dan perilaku wirausaha dari kelompok business entrepreneur yang dapat menjadi
bahan dasar guna merambah lingkungan entrepreneur
lainnya, yakni academic, government
dan social entrepreneur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar