Minggu, 15 Mei 2016

al kahfi



Al Kahfi

(Gua)
MUQADDIMAH
                Surat ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah. Di namai “Al Kahfi” artinya “Gua” dan “ Asshabul Kahfi” yang artinya “ Penghuni penghuni gua”. Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam surat ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang kesemuanya mengandung I’tibar dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Banyak hadist-hadist Rasulullah SAW yang menyatakan keutamaan membaca surat ini.
Pokok-pokok isinya
1.   Keimanan :
Kekuasaan Allah SWT untuk memberi daya hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan; dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah SWT tidak berubah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) amat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu untuk menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Qur’an adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2.   Hukum-hukum :
Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hokum membaca “insya Allah”, perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3.   Kisah-kisah :
Cerita Ashabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mu’min; cerita Nabi Musa a.s. dengan Nabi Khidhr a.s. cerita Dzulkarnain dengan Ya’juj dan Ma’juj.
4.  Dan lain-lain :
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu); adab sopan santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan Negara.
       Surat Al Kahfi dimulai dengan menerangkan sifat Al Qur’an sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia dan sebagai peringatan pula terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Semua yang ada di permukaan bumi merupakan perhiasan bagi bumi dan sengaja diciptakan Allah agar manusia memikirkan bagaimana cara mengambil manfa’at dari semua itu.
       Kekuasaan Allah dan betapa luasnya pengetahuan-Nya dikemukakan dalam surat ini dengan menyebutkan kisah Nabi Musa a.s. dengan Khidhr a.s. kisah Dzulkarnain dan dengan mengibaratkan bahwa seandainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah tentu tidak akan mencukupi.

Al Qur’an dan terjemahnya
Penerbit : CV. Gema Risalah Press Bandung 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar